Jumat, 25 September 2009

Aku Menyesal Karna Telah Melupakannya

Kenapa aku lupa pada anak yatim itu?

Tiga hari kemaren di rumah aku kedatangan 2 orang anak yatim,yang kebetulan masih kerabat,
mereka berdua menginap di rumah selama 3 hari,
mereka berdua itu jarang ke rumah,karna mereka nyantri di daerah sampang,deket rumahnya
jadi kalau main ke rumah kalau pas ada waktu liburan sekolah saja,

aku sanget senang sekali mereka berdua di rumah,bahkan aku suruh mereka nyantri di deket rumah biar deket sama keluargaku,tapi mereka menolak,katanya aku betah mondok di sana mbak,ya aku juga tidak memaksa,,

setelah 3 hari mereka di rumah, mereka pamitan mau pulang karna memang ngga bisa lama2,harus balik lagi ke pondoknya,

Tapi ada satu hal yang sanget aku sesalkan,dan tidak akan pernah aku lupakan sampai kapanpun,
aku bener2 tidak inget,dan keluargaku juga beberapa hari ini repot dengan acara pengajain di rumah,

ketika mau pulang anak itu bertanya pada mbakku,

"Mbak aku nanti mau di bawain apa kalau pulang"
mbakku menjawab, mau di kasih uang sama beras,baju dan jilbab,trs anak itu bilang," mbak. aku ingin minta mukenna yang seperti punya ummi" (ibuku)

ibuku kaget,dan meneteskan air mata,ya Alloh kenapa aku sampai lupa memberi anak ini mukenna, ibuku menangis,,keluh ibuku tidak tahan dengan suara anak itu,
lalu ibuku mengambil Mukenna, Al-qur'an dan sejadah,lalu di berika kepada anak yatim itu,
anak itu tersenyum bahagia,,,tapi ibuku sanget sedih karna nyesel,kenapa aku tidak memberinya sebelum dia minta,,kenapa dan kenapa,keluh ibuku,

lalu adekku sms mengabarkan bahwa mukenna yang baru aku pesen dari temen yang kebetulan jualan di MP,itu di kasih pada anak itu karna dia minta mukenna,aku juga kaget,kenapa harus minta,,aku denger cerita dari ibuku,,aku sanget sedih,terus merenung,,
kenapa aku sampai lupa? kenapa hanya gara2 kesibukan dunia saja sampai lupa pada anak yatim,,kenapa dan kenapa,?
semuga hal ini bisa menjadi pelajaran bagiku dan kelaurgaku agar hal ini tidak terulang lagi,,Amin,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar