Rabu, 30 September 2009

Kisah Seorang Wanita yang Bertaubat

Dosa besar yang telah ia perbuat, mengantarkannya pada sebuah pertaubatan yang agung. Ia dirajam di kota Madinah. Taubatnya setara dengan taubat 70 warga Madinah. Bahkan, Rasul pun mensholatkannya. Jangan ragu untuk bertaubat.

Imran bin al-Husain al-Khunza radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa ada seorang wanita dari Juhainah yang datang kepada Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam falam keadaan hamil karena berzina. Ia berkata, “Wahai Rasulullah! Aku telah melanggar batas. Maka tegakkanlah hukum terhadapku.” Kemudian Nabi memanggil salah seorang walinya agar memperlakukannya dengan baik. Beliau berkata, “Perlakukan dia dengan baik. Jika ia telah melahirkan maka bawalah dia kepadaku.” Maka ia melakukannya. Nabi pun memerintahkan untuk menghadirkan wanita tersebut. Lalu bajunya diikatkan pada tubuhnya. Lalu beliau memerintahkan agar wanita itu dirajam. Lalu Rasulullah menshalatkannya. Umar radhiallahu ‘anhu berkata kepadanya, “Apakah engkau menshalatkan dia wahai Rasulullah? Sedangkan ia telah berbuat zina?” Rasulullah bersabda, “Ia telah melakukan taubat dengan taubat yang apabila dibagikan kepada 70 penduduk Madinah, niscaya merea semua akan mendapatkan bagian. Apakah engkau mendapatkan keadaan yang lebih baik daripada ia yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah?” (HR. Muslim)

Makna di Balik Kata

Dalam riwayat yang dinukilkan oleh Syaikh Utsaimin rahimahullah dari Imran bin Husain radhiallahu ‘anhu, ada seorang wanita yang datang kepada Nabi Shollallahu ‘alayhi wa sallam dalam keadaan hamil karena telah berzina.

Ia pun berkata, “Wahai Rasulullah! Aku telah melanggar had(batas), maka tegakkanlah had (hukuman) terhadapku.” Yakni, aku telah melakukan sesuatu yang mengharuskanku untuk dikenai had (hukuman) maka tegakkanlah had itu terhadapku.

Lalu Nabi memanggil seorang walinya dan memerintahkannya untuk memperlakukannya dengan baik. Apabila ia telah melahirkan, maka hendaklah ia membawanya kepada Rasulullah.

Ketika ia telah melahirkan, walinya membawanya kepada Rasulullah. “Dan Nabi memerintahkannya untuk menghadirkan wanita tersebut,” yaitu bajunya diselimutkan dan diikat agar tidak tersikap auratnya. “Kemudian beliau memerintahkan agar wanita tersebut dirajam, maka ia pun dirajam.” yaitu dilempari dengan batu. Ukuran batu itu tidak besar dan tidak kecil, hingga ia meninggal. Lalu Nabi menshalatkannya.

Beliau mendoakannya dengan doa bagi orang yang telah meninggal. “Lalu Umar berkata kepadanya, ‘Apakah engkau menshalatkannya sedangkan dia telah berbuat zina, wahai Rasulullah?” Sedangkan zina adalah termasuk dosa yang paling besar. Maka Rasulullah berkata, “Ia telah berta ubat dengan taubat yang apabila dibagikan kepada 70 penduduk Madinah, niscaya merea semua akan mendapatkan bagian.”Yakni, taubat yang luas, seandainya dibagikan kepada 70 orang dimana semua mereka berbuat dosa, niscaya mereka akan mendapatkan taubat itu dan bermanfaat untuk mereka.

“Apakah engkau mendapatkan keadaan yang lebih baik daripada ia yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala?”Yaitu, apakah engkau mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari keadaan ini. Yaitu seorang wanita yang datang dan telah membersihkan dirinya, yaitu menyerahkan dirinya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan terlepas dari dosa zina. Tidak ada yang lebih baik dari hal ini.

Pelajaran dari Kisah Ini

Pertama, seorang pezina jika ia seorang muhshan (telah menikah) maka ia wajib untuk dirajam. Ini disebutkan dalam kitab Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan merupakan ayat yang dibaca oleh kaum Muslimin dan mereka hapalkan, mereka pahami dan terapkan. Nabi dan para Khulafaur Rasyidin setelahnya telah melakukan rajam. Tapi Allah dengan kebijaksanaan-Nya telah menghapusnya dari Al-Qur’an secara lafadz dan membiarkan hukumnya berlaku di antara umat ini. Apabila seorang yang muhshan, yaitu yang telah menikah melakukan perzinaan, maka ia akan diraham hingga meninggal. Ia diberdirikan di tempat yang luas. Lalu orang-orang berkumpul dan mengambil batu yang mereka gunakan untuk melemparnya hingga meninggal.

Ini merupakan hikmah Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Yaitu, syariat tidaklah memerintahkan untuk memenggal kepalanya dengan pedang sehingga perkaranya selesai. Tapi ia dirajam agar ia tersiksa dan merasakan pedihnya siksaan sebagai balasan apa yang telah ia dapatkan, berupa lezatnya sesuatu yang haram karena orang yang berbuar zina ini seluruh badannya merasakan nikmatnya sesuatu yang haram.

Karenanya, para Ulama rahimahullah berpendapat untuk tidak menggunakan batu besar. Sebab, ia akan membunuhnya dengan cepat dan ia pun terbebas. Tidak pula dengan batu kecil sekali karena hal itu akan menyakitinya dan lama matinya. Tapi dengan batu yang sedang sehingga ia dapat merasakan sakit kemudian mati.

Apabila ada seseorang yang mengatakan, bukankah Rasulullah telah mengatakan:

“Apabila kalian membunuh maka membunuhlah dengan baik dan apabila kalian menyembelih maka sembelilah dengan baik.” (HR.Muslim)

Membunuh dengan pedang lebih enak bagi orang yang dirajam, daripada ia harus dirajam dengan batu.

Kita katakan, benar Rasulullah telah berkata demikian. Tapi pembunuhan yang baik adalah terjadi apabila karena sesuai dengan syariat. Karena itu, apabila seorang laki-laki yang telah bertindak jahat kepada seseorang, lalu ia membunuhnya dengan sengaja dan memutilasi (membunuh dengan memotong-motong anggota tubuh), maka kita akan memutilasi pelaku kejahatan ini sebelum kita membunuhnya.

Misalnya, jika seorang pelaku kejahatan membunuh seorang. Lalu ia memotong kedua tangannya. Kemudian kedua kakinya, lisannya lalu kepalanya, maka kita tidak membunuh pelaku kejahatan tersebut dengan pedang. Tapi kita potong kedua tangannya, lalu kedua kakinya, lisannya, kita potong kepalanya sebagaiana ia berbuat. Ini termasuk bersikap baik dalam membunuh. Karena sikap baik dalam membunuh adalah dengan sesuatu yang sesuai dengan syariat bagaimanapun keadaannya.

Dalam hadits ini, terdapat dalil yang menunjukkan bolehnya seseorang untuk mengakui dirinya berbuat zina, dengan tujuan untuk mensucikan dirinya dengan penegakan had, bukan untuk membuka kejelekan dirinya. Orang yang membicarakan dirinya bahwa ia telah melakukan perzinaan dihadapan Imam atau wakilnya dengan tujuan agar ditegakkan hukuman atas dirinya maka orang ini tidaklah dicela dan dihina.

Adapun orang yang menceritakan kepada masyarakat bahwa dia telah berbuat zina, berarti ia telah membongkar aib dirinya sendiri. Ia tak akan dimaafkan. Rasulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda :

“Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang mujahir (terang-terangan). Mereka (para sahabat) berkata, “Siapakah orang yang mujahir itu?” Beliau berkata, “Ia adalah orang yang berbuat dosa kemudian Allah tutupi aibnya. Lalu pada pagi harinya ia menceritakannya.” (HR. Muttafaq alaih)

Ada jenis yang ketiga, yaitu orang fasik yang melampaui batas dan tidak punya rasa malu. Ia bercerita tentang ziba dengan bangga, na’udzu billah!Ia berkata bahwa dia pergi ke berbagai negeri untuk berbuat dosa, berzina dengan banyak wanita, dan berbagai kemaksiatan lainnya, dengan rasa bangga.

Orang ini harus diminta bertaubat. Jika ia bertaubat, maka ia akan mendapatkan ampunan. Jika tidak, maka ia dibunuh. Sebab orang yang bangga dengan perbuatan zina, maka sudah pasti ia menghalalkan zina, na’udzu billah! Barangsiapa yang menghalalkan perbuatan zina maka dia adalah orang kafir.

Sebagian orang fasik melakukan hal itu. Yaitu, orang-orang yang karena perbuatannya, kaum muslimin mendapatkan musibah. Banyak orang merasa bangga dnegan hal ini. Jika ia pergi ke suatu negeri yang terkenal dengan kefasikan dan tidak ada rasa malu seperti Bangkok dan negeri-negeri yang penuh kekejian perzinaan, homoseksual, khamar dan lain sebagainya, lalu ia pulang menjumpai temannya dan bangga menceritakan apa yang telah dilakukan.

Orang ini, sebagaimana telah dikatakan harus dimintai untuk bertaubat. Apabila ia bertaubat, maka ia diampuni. Jika tidak mau, maka ia dibunuh. Karena orang yang menghalalkan perzinaan dan lainnya diantara perbuatan yang diharamkan secara jelas dan disepakati keharamannya, maka ia adalah orang kafir.

Rincian Taubat Nasuha

Bisa jadi seseorang telah bertaubat dengan taubat yang nasuha (taubat dengan benar), ia menyesal dan berjanji kepada dirinya untuk tidak mengulanginya. Orang ini sebaiknya tidak pergi dan menceritakan tentang dirina. Tapi hendaklah ia merahasiakan perkara itu dan hanya Allah yang tahu. Barangsiapa yang bertaubat maka Allah akan menerima taubat.

Adapun orang khawatir bahwa taubatnya bukanlah taubat yang nasuha dan khawatir jika ia akan kembali pada perbuatan dosa, sekali lagi maka orang ini sebaiknya pergi kepada pemerintah, hakim, dan lainnya, lalu mengaku dihadapannya agar ditegakkan hukuman terhadapnya.

Wanita Penghuni Surga Itu…

Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”

Aku menjawab, “Ya”

Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’

Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’

Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan. Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.

Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas kepada muridnya, Atha bin Abi Rabah, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya”
Ibnu Abbas berkata, “Wanita hitam itulah….dst”

Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu? Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga?

Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam?

Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam.

Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya.

Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.

Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.

Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.

Wahai saudariku, wanita hitam itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya. Seorang muslim boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Asalkan cara yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya adalah dengan doa. Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta didoakan orang shalih yang masih hidup. Dan dalam hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keistimewaan berupa doa-doanya yang dikabulkan oleh Allah.

Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”

Saudariku, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.

Tapi, lihatlah perkataannya. Apakah engkau lihat satu kata saja yang menunjukkan bahwa ia benci terhadap takdir yang menimpanya? Apakah ia mengeluhkan betapa menderitanya ia? Betapa malunya ia karena menderita penyakit ayan? Tidak, bukan itu yang ia keluhkan. Justru ia mengeluhkan auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh.

Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati membuka auratnya???

Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.” Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”

Wanita itu lebih memilih bersabar walaupun harus menderita penyakit ayan agar bisa menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah yang ditunjukkan oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan kesabaran yang baik.

Saudariku, terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai kedudukan kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan perbuatannya. Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba tersebut dengan suatu hal yang tidak disukainya. Kemudian Allah Memberi kesabaran kepadanya untuk menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan kesabarannya dalam menghadapi cobaan, sang hamba mencapai kedudukan mulia yang sebelumnya ia tidak dapat mencapainya dengan amalannya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.” (HR. Imam Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah 2599)

Maka, saat cobaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita berharap, dengan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan Allah akan Mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.

Lalu wanita itu melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap. Wanita itu tetap menderita ayan akan tetapi auratnya tidak tersingkap.

Wahai saudariku, seorang wanita yang ingatannya sedang dalam keadaan tidak sadar, kemudian auratnya tak sengaja terbuka, maka tak ada dosa baginya. Karena hal ini di luar kemampuannya. Akan tetapi, lihatlah wanita tersebut. Bahkan di saat sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Di saat ia sedang tak sadar disebabkan penyakitnya, ia ingin kehormatannya sebagai muslimah tetap terjaga. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang secara sadar justru membuka auratnya dan sama sekali tak merasa malu bila ada lelaki yang melihatnya? Maka, masihkah tersisa kehormatannya sebagai seorang muslimah?

Saudariku, semoga kita bisa belajar dan mengambil manfaat dari wanita penghuni surga tersebut. Wallahu Ta’ala a’lam.

Minggu, 27 September 2009

KARAKTERISTIK LELAKI SHALIH (Muqaddimah)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Apa kabar temen-temen, semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang shalih dan shalihah, amin.

Alhamdulillah ada buku baru dari kami, “KARAKTERISTIK LELAKI SHALIH”
Meskipun buku ini mengupas tuntas tentang kaum adam, namun di dalamnya juga banyak pelajaran yang bisa diambil untuk kaum hawa. Insya Allah kita akan belajar bersama.. berikut Muqaddimahnya.

Dalam perspektif Alqur’an, laki-laki adalah ar Rijaalu qawwamuuna ‘alan Nisa’, pemimpin atas wanita. Dan dalam status kehidupan, laki-laki adakalanya menjadi bapak, teman hidup serta sebagai saudara bagi kaum wanita. Dalam kerangka inilah, maka dapat diyakinkan bahwa wanita bukanlah pemimpin bagi lelaki, juga bukanlah lawan, musuh atau saingannya. Inilah fitrah dari Allah Malikurrahman. Oleh karena itu selamanya laki-laki tidak bisa berubah menjadi perempuan, begitupun sebaliknya wanita mustahil dapat berubah menjadi laki-laki. Sekalipun demikian, kedua jenis insan ini mempunyai martabat yang sama di hadapan Allah Subhanahu wata’ala.

Makna Lelaki Shalih

Rajulun Shalih atau Lelaki Shalih, secara garis besar dapatlah digambarkan, sebagai lelaki yang bersih jiwanya, lurus aqidahnya dan benar amalnya. Secara fisik, berarti darah, daging dan tulang belulangnya bersih dari pada benda-benda haram. Sedangkan bathinnya bersih dari kotoran kejiwaan (seperti syirik, zalim, munafiq dan fasiq, serta segala hal yang maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya), karena senantiasa ditetesi nuurul iman (cahaya keimanan) atau diobati oleh syifaa-ush shuduur (kalam ilahi).

Di dalam konteks Al-qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang dapat dipahami, lelaki shalih itu digambarkan sebagai orang yang:
1. Ikhlas dalam beramal.
2. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
3. Program hidupnya: Jihad fie Sabilillah.
4. Sangat rindu syahid fie sabilillah.
5. Sabar menghadapi ujian Allah.
6. Negeri Akhirat tujuan utamanya.
7. Sangat takut kepada Allah dan ancaman-Nya.
8. Bertaubat dan mohon ampun atas dosa-dosanya.
9. Shalat malam menjadi kebiasannya.
10. Zuhud dunia dan mengutamakan akhirat.
11. Tawakal kepada Allah.
12. Senantiasa gemar berinfaq.
13. Kasih sayang sesama mukmin, dan keras terhadap orang kafir.
14. Senantiasa berda’wah dan amar ma’ruf nahi munkar.
15. Kuat memegang amanah, janji dan rahasia.
16. Bersikap santun menghadapi kebodohan manusia.
17. Cinta kasih dan penuh pengertian terhadap keluarga.

Selain sifat-sifat diatas, akan ditemui pula bahwasanya orang shalih itu adalah yang paling banyak mendapat ujian dan cobaan dari Allah Subhanahu wata’ala. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:
“Orang-orang yang paling berat ujiannya ialah para Nabi dan para Shalihin (orang-orang shalih). Sesungguhnya diantara mereka ada yang mengalami kemiskinan sehingga ia tidak memiliki apa-apa selain pakaian yang dipakainya. Dan ada yang diuji dengan penyakit kulit (bisul) sehingga membawa maut. Dan diantara mereka ada yang memang lebih suka untuk ditimpa ujian daripada diberi karunia (kekayaan). [HR. Ibnu Majah & Ibnu Abi Ad Dunya]

Mengahiri muqaddimah ini, semoga kita termasuk orang-orang yang digolongkan Allah kedalam golongan para syuhada’ atau shalihin yang telah dijamin oleh Allah mendapat kenikmatan yang besar dari-Nya. Firman Allah yang artinya:

“Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS an-Nisaa’:69)

Semoga bermanfaat.

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

POLIGAMI

POLIGAMI
Oleh Ummu Salamah As-Salafiyyah

Allah Ta'ala berfirman.

“Artinya : … Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kalian takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja….” [An-Nisaa : 3]

Pertanyaan : Apakah poligami itu dianjurkan ?

Jawaban
Syaikh Mustafa Al-Adawi Hafizhahullah Ta'ala mengatakan : “Letak dianjurkannya poligami itu adalah jika seorang laki-laki mampu berbuat adil terhadap isteri-isterinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala:

“Artinya : …Kemudian jika kalian takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja….”

Dan jika dirinya merasa aman dari fitnah dari isteri-isterinya dan tidak akan menyia-nyiakan hak Allah atas dirinya karena mereka, serta bisa menyibukkan dalam beribadah kepada Rabb karena mereka. Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman.

“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka” [At-Taghabun : 14]

Selain itu, dia melihat adanya kemampuan untuk menjaga kesucian mereka serta memberikan perlindungan kepada mereka sehingga dia tidak akan memberikan kerusakan kepada mereka. Sebab, Allah tidak menyukai kerusakan.

Dan sesuai dengan kemampuannya dia harus memberikan nafkah kepada mereka. Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman.

“Artinya : Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karuniaNya” [An-Nuur : 33] [1]



Keridhaan Istri Tidak Menjadi Syarat Di Dalam Pernikahan Kedua

Selasa, 1 Juni 2004 11:52:56 WIB
KERIDHAAN ISTRI TIDAK MENJADI SYARAT DI DALAM PERNIKAHAN KEDUA

Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Saya seorang lelaki yang telah lama menikah dan mempunyai beberapa anak, dan saya bahagia dalam kehidupan berkeluarga, akan tetapi saya merasa sedang membutuhkan istri satu lagi, sebab saya ingin menjadi orang yang istiqomah, sedangkan istri satu bagi saya tidak cukup, karena saya mempunyai kemampuan melebihi kemampuan istri. Dan dari sisi lain, saya menginginkan istri yang mempunyai kriteria khusus yang tidak dimiliki oleh istri saya yang ada ; dan oleh karena saya tidak ingin terjerumus di dalam hal yang haram, sedangkan di dalam waktu yang sama saya mendapat kesulitan untuk menikah dengan perempuan lain karena masalah usyrah (hubungan keluarga) dan juga karena istri saya, saya mendapatkan hal yang tidak mengenakkan darinya, ia menolak secara membabi buta kalau saya menikah lagi. Apa nasehat Syaikh kepada saya ? Apa pula nasehat Syaikh bagi istri saya agar ia menerima ? Apakah ia berhak menolak keinginan saya untuk menikah lagi, padahal saya akan selalu memberikan hak-haknya secara utuh dan saya mempunyai kemampuan material –alhamdulillah- untuk menikah lagi ? Saya sangat berharap jawabannya secara terperinci, karena masalah ini penting bagi kebanyakan orang.

Jawaban.
Jika realitasnya seperti apa yang anda sebutkan, maka boleh anda menikah lagi untuk yang kedua, ketiga dan keempat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anda untuk menjaga kesucian kehormatan dan pandangan mata anda, jikalau anda memang mampu untuk berlaku adil, sebagai pengamalan atas firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilama kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja” [An-Nisa : 3]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kamu yang mempunyai kesanggupan, maka menikahlah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan mata dan lebih memelihara kesucian farji ; dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa dapat menjadi benteng baginya” [Muttafaq ‘Alaih]

Menikah lebih dari satu juga dapat menyebabkan banyak keturunan, sedangkan Syariat Islam menganjurkan memperbanyak anak keturunan, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Kawinilah wanita-wanita yang penuh kasih sayang lagi subur (banyak anak), karena sesungguhnya aku akan menyaingi umat-umat yang lain dengan bilangan kalian pada hari kiamat kelak” [Riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban]

Yang dibenarkan agama bagi seorang istri adalah tidak menghalang-halangi suaminya menikah lagi dan bahkan mengizinkannya. Kepada penanya hendaknya berlaku adil semaksimal mungkin dan melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya terhadap mereka berdua. Semua hal diatas adalah merupakan bentuk saling tolong menolong di dalam kebaikan dan ketaqwaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.

“Artinya : Dan saling tolong menolong kamu di dalam kebajikan dan taqwa” [Al-Maidah : 2]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Dan Allah akan menolong seorang hamba selagi ia suka menolong saudaranya” [Riwayat Imam Muslim]

Anda adalah saudara seiman bagi istri anda, dan istri anda adalah saudara seiman anda. Maka yang benar bagi anda berdua adalah saling tolong menolong di dalam kebaikan. Dalam sebuah hadits yang muttafaq ‘alaih bersumber dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.

“Artinya : Barangsiapa yang menunaikan keperluan saudaranya, niscaya Allah menunaikan keperluannya”

Akan tetapi keridhaan istri itu bukan syarat di dalam boleh atau tidaknya poligami (menikah lagi), namun keridhaannya itu diperlukan agar hubungan di antara kamu berdua tetap baik. Semoga Allah memperbaiki keadaan semua pihak dan semoga Dia mencatat bagi kamu berdua kesudahan yang terpuji. Amin.

[Fatwa Ibnu Baz : Majalah Al-Arabiyah, edisi 168]


[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, hal 428-430 Darul Haq]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=768&bagian=0




Hukum Isteri Melarang Suami Kawin Lagi (Berpoligami)
Kamis, 26 Mei 05
www.alsofwah.or.id
Tanya :
Assalamu 'alakum wr wb
Apakah boleh menurut syari'at, seorang isteri melarang suaminya menikah lagi? Mengingat, sekarang ia tidak bisa lagi melakukan kewajibannya sebagai seorang isteri karena menderita penyakit akut sehingga tidak dapat mengerjakan hal tersebut. Bahkan, ia lebih senang kalau suaminya -ma'af- berzina (istilahnya: jajan-red.,) ketimbang ia membawa wanita lain yang nantinya sama-sama memiliki sang suami dan mendapatkan harta warisan. Jazakumullah khairan. Wallahul Musta'an.

Jawab:
Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokaatuh
Tidak boleh hukumnya seorang isteri melarang suaminya menikah lagi selama belum terjadi perjanjian antara keduanya pada akad nikah. Jika memang disyaratkan, maka sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "(Kesepakatan) di antara kaum muslimin adalah berdasarkan persyaratan yang mereka ajukan." (HR.Abu Daud, 3594 dan selainnya)
Bila setelah terjadi persyaratan itu, sang suami tetap menikah lagi; maka si isteri (lama) boleh memilih antara tetap menjadi isteri atau membatalkan pernikahan (fasakh).
Sedangkan sikap wanita melarang suaminya menikah dan rela ia berzina, maka ini jelas merupakan sebesar-besar kejahatan dan dosa, bertentangan dengan fitrah dan menyerupai tingkah orang-orang kafir, na'udzubillah. Wa shallaahu 'ala nabiyyina Muhammad.

(Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Ahmad ad-Duraihim, ketua pencatat peradilan di al-Muzahimiyyah, Saudi Arabia)
POLIGAMI ITU SUNNAH



Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Apakah berpoligami itu mubah di dalam Islam ataukah sunnah ?

Jawaban.
Berpoligami itu hukumnya sunnah bagi yang mampu, karena firmanNya.

“Artinya : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilama kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” [An-Nisa : 3]

Dan praktek Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu sendiri, dimana beliau mengawini sembilan wanita dan dengan mereka Allah memberikan manfaat besar bagi ummat ini. Yang demikian itu (sembilan istri) adalah khusus bagi beliau, sedang selain beliau dibolehkan berpoligami tidak lebih dari empat istri. Berpoligami itu mengandung banyak maslahat yang sangat besar bagi kaum laki-laki, kaum wanita dan Ummat Islam secara keseluruhan. Sebab, dengan berpoligami dapat dicapai oleh semua pihak, tunduknya pandangan (ghaddul bashar), terpeliharanya kehormatan, keturunan yang banyak, lelaki dapat berbuat banyak untuk kemaslahatan dan kebaikan para istri dan melindungi mereka dari berbagai faktor penyebab keburukan dan penyimpangan.

Tetapi orang yang tidak mampu berpoligami dan takut kalau tidak dapat berlaku adil, maka hendaknya cukup kawin dengan satu istri saja, karena Allah berfirman.

“Artinya : Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja”. [An-Nisa : 3]

Semoga Allah memberi taufiq kepada segenap kaum Muslimin menuju apa yang menjadi kemaslahatn dan kesalamatan bagi mereka di dunia dan akhirat.

[Majalah Al-Balagh, edisi 1028 Fatwa Ibnu Baz]

Jilbab, Haruskah Aku Memakainya?

Ini adalah suatu pertanyaan yang sangat baik, dimana didalamnya terdapat suatu jawaban yang sangat indah! Allah Subhaanahu wata’aala telah memerintahkan kita dengan perintah-perintah yang baik dan melarang kita untuk berbuat yang tidak baik. Allah telah memerintahkan wanita-wanita muslimah untuk menggunakan hijab ketika dia hendak keluar dari rumahnya atau ketika dia berada di hadapan laki-laki yang bukan muhrimnya . Maka perintah untuk memakai hijab (jibab) adalah merupakan suatu perintah yang sangat agung bagimu wahai Saudariku Muslimah, karena adanya berbagai pertimbangan, diantaranya:

#Dengan hijab itu engkau akan mendapatkan ridha Allah karena engkau telah melaksanakan perintah-Nya, dan engkau pun pasti akan mendapatkan balasan yang sangat agung dari-Nya ketika engkau telah mengenakan hijabmu dengan ikhlas dan sempurna.

#Dengan hijab itu Allah akan memberi perlindungan terhadap kecantikan alamimu. Mengapa ? Karena engkau sangat dan amat berharga untuk menjadi “pajangan” yang dapat dilihat bagi tiap-tiap manusia yang dengan bebas dapat minikmati kecantikanmu.

#Dengan hijab itu maka Allah Subhaanahu wata’aala akan memelihara kesucianmu.

#Allah lah yang memurnikan dan menjernihkan hati dan pikiranmu melalui hijab itu.

#Allah lah yang mempercantik wajahmu dengan hijab, sehingga kecantikanmu yang sebenarnya dapat kelihatan dari dalam dan dari luar. Sehingga pada akhirnya hijabmu dapat mencerminkan akhlakmu yang baik, kemurnian, kesederhanaan, perasaan malu, ketenangan, ketaatan dan kepatuhanmu terhadap Allah Subhaanahu Wata’aala

#Allah telah menggambarkan kewanitaanmu melalui hijab. Karena dengan hijab itu, engkau dapat membuktikan bahwa engkau adalah seorang wanita yang peduli akan sifat kewanitaanmu. Allah menginginkan agar dirimu dihormati oleh orang lain, dan tentunya juga agar kamu dapat menghormati dirimu sendiri.

#Allah mengangkat kedudukanmu dengan hijab itu. Ketika seorang laki-laki yang bukan muhrimmu mendekatimu, maka dia akan menghormatimu, itu disebabkan karena dia tahu bahwa engkau juga menghormati dirimu sendiri.

#Allah 100% melindungimu dengan hijab itu. Seorang laki-laki tidak akan memperhatikanmu dengan tatapan dan pandangan nafsu, mereka tidak akan mendekatimu dengan jalan nafsu, dan mereka tidak akan berbicara denganmu dengan perkataan nafsu, melainkan mereka akan memberikanmu penghargaan tertinggi, dan itu pasti diakui oleh orang-orang terdekatmu!

Saudariku ….

#Allah memberikan kemuliaan kepadamu dengan hijab. Dan kemuliaanmu itu tidak akan bisa diturunkan selama engkau tetap menjaga hijabmu.

#Allah menunjukkan persamaan hakmu sebagai wanita muslimah melalui hijab itu. Tuhanmu memberikanmu penghargaan yang sama dengan saudara muslimmu yang laki-laki, dan memberikanmu hak dan kebebasan yang sangat indah. Dan penghargaan ini hanya akan kamu dapatkan jika engkau meletakkannya di atas hijabmu.

#Allah menggambarkan peranmu sebagai seorang wanita muslimah melalui hijab itu. Engkau adalah seorang wanita yang mempunyai tugas dan peran yang sangat penting. Engkau merupakan cerminan tentang seorang wanita yang mampu bertindak dan bukan hanya berdasarkan angan-angan kosong belaka. Engkau telah menunjukkan arah dan tujuanmu melalui hijab itu. Dan engkau bukanlah seorang wanita yang boleh diremehkan oleh orang lain.

#Melalui hijab itu Allah telah mengakui kemerdekaanmu sebagai seorang wanita. Why? Karena engkau telah menyatakan dengan jelas bahwa engkau adalah seorang hamba yang taat pada perintah Allah Yang Maha Agung. Engkau hanya mematuhi-Nya dan bukan yang lain, serta engkau pun juga tidak akan megikuti jalan yang lain selain daripada jalanNya. Engkau bukanlah budak yang dimiliki oleh seorang manusia, dan engkau bukan pula budak suatu bangsa. Engkau harus bebas dan mandiri dari semua sistem yang dibuat oleh tangan manusia, karena engkau yakin bahwa hukum Allah lah yang paling sempurna.

#Allah Subhaanahu wata’aala memberikanmu kebebasan dalam bergerak dan berekspresi melalui hijab. Engkau dapat bergerak dan berkomunikasi tanpa kahawatir akan munculnya gangguan yang mungkin menimpamu. Hijabmu itulah yang memberikan perlindungan dan kepercayaan diri yang khusus bagimu.

#Allah Subhaanahu wata’aala menginginkan agar orang lain sungguh akan memperlakukanmu dengan baik sebagai seorang wanita muslim. Dan hijab itulah yang akan membawa seorang lelaki untuk berlaku baik terhadap engkau.

#Allah Subhaanahu wata’aala menginginkan agar kecantikanmu dapat aman dan terjaga hanya bagi seseorang yang berhak untuk menikmatinya, yaitu suamimu.

#Melalui hijab itu, Allah Subhaanahu wata’aala menolongmu untuk menikmati kebahagiaan rumah tangga. Mengapa? Karena engkau memberikan kecantikanmu hanya untuk seorang pria. Suamimu akan senantiasa mencintai dan menyayangimu. Dia akan lebih perhatian dan bahagia karena memiliki istri yang dapat menjaga dirinya sendiri. Jadi hijabmu turut mendukung kesuksesan dan kelanggenan hubungan rumah tanggamu.

#Seorang wanita muslimah yang berhijab pasti:
dihargai bukan dipermalukan,
dimuliakan bukan dihinakan,
dibebaskan bukan dikekang,
disucikan bukan dinodai,
merdeka bukan diperbudak,
dijaga bukan diexploitasi,
dihormati bukan ditertawakan,
percaya diri bukan gelisah,
hamba yang patuh dan bukan hamba pengingkar,
sebagai pemelihara dan bukan sebagai pengobral perhiasan tubuhnya.

#Wahai saudariku Muslimah ! Marilah kita kembali ke jalan syurga! Karena kewajibanmu yang paling sempurna hanyalah kepada Allah Subhaanahu wata’aala. Jagalah kecantikanmu !, jagalah ia dengan hijab, dan berlomba-lombalah menuju ke syurgaNya dengan mengerjakan amalan-amalan yang baik. Engkau sekarang tentunya sudah yakin bahwa hijab itu pasti membawa kebaikan dan itu pasti, karena Allah Subhaanahu wata’aala hanya memerintahkan sesuatu untuk kebaikan para hambaNya, terutama engkau wahai saudariku…!

… Dan percayalah padaku wahai saudariku, hijab itu akan sangat bermanfaat bagimu ketika engkau menghadapi kematian yang pasti datang kepadamu dari Tuhan-mu …

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah syurga Aden yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang-orang yang takut kepada Tuahn-Nya.” (Al Bayyinah : 8)

Sabtu, 26 September 2009

Tabarruj Dan Ikhtilath

Hidup Mulia atau Mati Syahid!!!

Tabarruj Dan Ikhtilath


Islam adalah agama yang mengatur hidup dan kehidupan manusia.
Ajaran-ajarannya menjadi acuan bagi siapa saja, pribadi, keluarga,
masyarakat, dan bangsa untuk meniti kehidupan yang lebih baik dan harmonis
alam ridha sang pencipta. Rambu-rambunya diletakkan untuk dijadikan
pedoman perjalanan hidup untuk selamat sampai tujuan. Jika ada rambu yang
dilanggar, maka akibat buruk akan menimpa pelanggar itu dan bahkan sering
menimpa orang lain juga. Lihatlah, sebuah kecelakaan di jalan raya,
korbannya tidak hanya pelaku pelanggaran, namun menimpa pengguna jalan
yang lain.

Di antara persoalan besar yang dihadapi oleh manusia adalah yang berkaitan
dengan wanita. Persoalan ini adalah persoalan Bani Israel dan persoalan
umat ini. Rasulullah telah mengisyaratkan masalah ini,
Aku tidak tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki selain
(fitnah) wanita. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Harta paling berharga yang dimiliki wanita adalah rasa malu dan harga
diri. Jika wanita melepaskan pakaian malunya dan tidak lagi menjaga harga
diri serta kewanitaannya, dampaknya akan menimpa keluarga dan masyarakat.
Maka selayaknya keluarga dan masyarakat juga turut dalam menjaga
nilai-nilai ini pada diri wanita-wanitanya. Jika wanita tidak lagi
mengenakan hijab sebagaimana yang telah ditentukan Islam, ditambah dengan
pelanggaran batas hubungan antar laki-laki dan wanita, maka kerusakan akan
terjadi. Hal ini karena syahwat manusia adalah sesuatu yang berbahaya jika
tidak dikendalikan.

Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah saw. bersabda,

Wanita itu dari depan nampak seperti bentuk setan dan dari belakang
nampak seperti bentuk setan. Kalau salah seorang di antara kalian melihat
wanita hendaklah mendatangi istrinya. Karena hal itu akan meredakan apa
yang di dalam dirinya.

Pengertian Tabarruj dan Ikhtilath

Menurut bahasa, tabarruj adalah wanita yang memamerkan keindahan dan
perhiasannya kepada laki-laki (Ibnu Manzhur di Lisanul Arab). Tabarrajatil
marah artinya wanita yang menampakkan kecantikannya, lehernya, dan
wajahnya. Ada yang mengatakan, maksudnya adalah wanita yang menampakkan
erhiasannya, wajahnya, kecantikannya kepada laki-laki dengan maksud untuk
membangkitkan nafsu syahwatnya.

Menurut syariah, tabarruj adalah setiap perhiasan atau kecantikan yang
ditujukan wanita kepada mata-mata orang yang bukan muhrim. Termasuk orang
yang mengenakan cadar, di mana seorang wanita membungkus wajahnya, apabila
warna-warnanya mencolok dan ditujukan agar dinikmati orang lain, ini
termasuk tabarruj jahiliyah terdahulu. Seperti yang disinyalir ayat,

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah
shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya
Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab: 33)

llah melarang para wanita untuk tabarruj setelah memerintahkan mereka
menetap di rumah. Tetapi apabila ada keperluan yang mengharuskan mereka
keluar rumah, hendaknya tidak keluar sembari mempertontonkan keindahan dan
kecantikannya kepada laki-laki asing yang bukan muhrimnya. Allah juga
melarang mereka melakukan tabrruj seperti tabarrujnya orang-orang
jahiliyah terdahulu. Apa maksud tabarruj jahiliyah terdahulu itu?

Mujahid berkata, Wanita dahulu keluar dan berada di antara para
laki-laki. Inilah maksud dari tabarruj jahiliyah terdahulu.

Qatadah berkata, Wanita dahulu kalau berjalan berlenggak-lenggok genit.
Allah melarang hal ini.

Muqatil bin Hayyan berkata, Maksud tabarruj adalah wanita yang
menanggalkan kerudungnya lalu nampaklah kalung dan lehernya. Inilah
abarruj terdahulu di mana Allah melarang wanita-wanita beriman untuk
melakukannya.

Ibnu Abu Najih meriwayatkan dari Mujahid, Janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu… Dia (Mujahid)
berkata, Wanita dahulu berjalan-jalan di hadapan kaum (laki-laki). Itulah
tabarruj Jahiliyah.

Ada yang mengatakan, yang dimaksud jahiliyah pertama adalah jahiliyah
sebelum Islam, sedangkan jahiliyah kedua adalah umat Islam yang melakukan
perbuatan jahiliyah pertama.

Sedangkan pengertian ikhtilath secara bahasa adalah bercampurnya dua hal
atau lebih. Ikhtilath dalam pengertian syari maksudnya bercampur-baurnya
perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim di sebuah momen dan forum yang
tidak dibenarkan oleh Islam.

Imam Abu Daud meriwayatkan,

Hamzah bin Abi Usaid Al-Anshari bahwa ia mendengar Rasulullah saw keluar
rumah dari masjid. Tiba-tiba orang laki-laki dan wanita berkumpul di
jalanan. Rasulullah saw berkata kepada para wanita itu, Agar wanita di
belakang saja, kalian tidak boleh berada di tengah-tengah jalan (ketika
ada laki-laki) dan hendaknya kalian di pinggiran jalan. Serta merta ada
wanita yang merapat ke dinding (rumah) sampai-sampai pakaiannya tersangkut
ke dinding itu karena terlalu nempel. (Abu Daud).

Al-Quran memberikan arahan kepada wanita bagaimana seharusnya mereka
bersikap, bersuara dan bergaul dengan lawan jenisnya. Allah berfirman,

ai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain,
jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah
perkataan yang baik. (Al-Ahzab: 32)

Sekarang ini pemandangan wanita tabarruj menjadi biasa, termasuk di
negeri-negeri muslim. Dunia entertainmen memiliki peran besar dalam
mensosialisasikan budaya tabarruj. Ikhtilath juga tidak bisa dipisahkan
dari budaya mereka. Seorang pemuda akan dipandang aneh jika tidak memiliki
teman-teman wanita. Lebih jauh, pergaulan bebas semakin membudaya.

Tabarruj dan Ikhtilah adalah konspirasi musuh-musuh Islam

Tabarruj dan ikhtilath merupakan tradisi Yahudi, ini nampak dalam
Protokoler mereka, wajib bagi mereka untuk menundukkan semua bangsa dengan
cara memerangi akhlak dan memporak-porandakan nilai-nilai keluarga dengan
berbagai sarana yang ada. Lalu mereka menemukan bahwa sarana yang paling
efektif untuk menyerang basis keluarga adalah dengan cara merangsang
mereka melakukan kejahatan dan merangsang nafsu syahwat. Racun ini lalu
mereka sebarkan melalui berbagai media, film, koran, majalah, cerita, dan
lain-lain.
Kita sekarang hidup di zaman banyak dan beragam fitnah dan godaan, karena
interaksi kita dengan dunia luar, misal melalui media masa audio maupun
visual. Wanita dibiarkan berkeliaran ke mana saja tanpa batas dan bergaul
dengan siapa saja serta dengan dandanan model zamannya, membuka aurat,
dengan kosmetik dan parfum yang menarik perhatian. Acap kali kita
menyaksikan, bahkan seorang gadis belia keluar dari rumahnya tanpa
didampingi oleh muhrimnya, bertemu dengan siapa saja tanpa pantauan kedua
orang tuanya. Wanita berbicara melalui telepon hingga berjam-jam tanpa
diketahui oleh walinya. Di waktu siang maupun malam tidak jarang dijumpai
wanita berada di luar rumah, bukan untuk suatu kepentingan belanja atau
urusan keluarganya, semata-mata untuk mencari sensasi. Kemudian ia
bergabung dalam kerumunan laki-laki dan perempuan. Hampir bisa dipastikan
ahwa tujuan keluar rumah adalah sengaja menyebarkan fitnah dan menggoda
mata laki-laki. Sementara orang tuanya, kakak dan adiknya tenang berada di
rumah.
Bahaya Tabarruj dan Ikhtilath

Berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan bahaya tabarruj dan
ikhtilah bagi, diri, keluarga, dan masyarakat.
1. Tabarruj dan ikhtilath adalah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya
Dan barangsiapa bermaksiat kepada Allah akan merasakan akibatnya. Sama
sekali tidak akan membahayakan Allah. Rasulullah saw. bersabda,

Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Mereka (sahabat)
bertanya, Ya Rasulullah, siapakah yang tidak mau? Beliau bersabda,
Barangsiapa taat kepadaku akan masuk surga dan barangsiapa bermaksiat
kepadaku ia orang yang tidak mau. (H.R. Bukhari)
2. Tabarruj dan ikhtilath termasuk dosa besar

Karena kedua hal ini merupakan sarana paling kuat terhadap perbuatan zina.
Di riwayat yang shahih dari Ahmad diceritakan bahwa Umaimah binti Raqiqah
datang kepada Rasulullah saw. Untuk berbaiat kepada beliau dalam membela
Islam. Beliau bersabda,

Aku membaiatmu agar kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak
mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anakmu, tidak melakukan kebohongan
dari hadapanmu (karena perbuatan lisan dan kemaluan), tidak meratapi
(orang mati), dan tidak tabarruj dengan tabarruj jahiliyah pertama. (H.R.
Bukhari)

Lihatlah bagaimana Rasulullah saw. mengaitkan antara tabarruj dan
dosa-dosa besar seperti syirik, mencuri, dan berzina.
3. Tabarruj dan Ikhtilath mendatangkan laknat

Di Mustadrak Al-Hakim dan di Musnad Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar
Rasulullah saw bersabda,

Akan datang di akhir umatku nanti laki-laki yang naik pelana (mewah)
layaknya laki-laki yang turun ke pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka
mengenakan pakaian namun telanjang, di kepala mereka seperti punuk unta
kurus. Kutuklah wanita-wanita itu karena sesungguhnya mereka itu terkutuk.
Jika setelah kalian ada kaum, tentu wanita-wanita kalian akan melayani
wanita-wanita mereka sebagaimana wanita-wanita kaum terdahulu melayani
kalian.

4. Tabarruj temasuk sifat penghuni neraka

Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda,

Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku lihat sekarang ini. Satu
kaum yang bersama mereka cambuk-cambuk seperti ekor sapi yang dipakai
untuk memukul orang. Wanita-wanita mereka berpakaian namun telanjang,
bergaya pundak mereka dan berpaling dari kebenaran. Kepala mereka seperti
punuk unta kurus, mereka tidak masuk surga dan tidak mencium baunya.
Padahal baunya tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian. (H.R.
Muslim)

5. Tabarruj adalah Kemunafikan yang akan Mendatangkan Kegelapan di hari
Kiamat

Al-Baihaqi meriwayatkan sabda Rasulullah saw. dengan sanad shahih,


Sebaik-baik wanita kalian adalah yang penyayang, yang banyak melahirkan,
yang cocok (dengan suaminya) jika mereka bertakwa kepada Allah. Dan
seburuk-buruk wanita adalah yang tabarruj dan sombong. Mereka itulah
orang-orang munafik. Tidak akan masuk surga salah seorang di antara mereka
kecuali seperti gagak putih. (Baihaqi).

6. Tabarruj dan ikhtilath menodai kehormatan keluarga dan masyarakat
Diriwayatkan dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda,
Ada tiga orang yang, kamu jangan bertanya kepada mereka: seseorang yang
keluar dari jamaah dan durhaka kepada imamnya lalu mati dalam keadaan
bermaksiat, seorang budak perempuan dan laki-laki yang berlari (dari
tuannya) kemudian ia mati, dan seorang wanita ditinggal keluar oleh
suaminya dan telah dicukupi kebutuhan dunianya lalu ia bertabarruj setelah
itu. Maka jangan bertanya kepada mereka. (H.R. Ahmad)

7. Tabarruj adalah sunnah Iblis

Jika menutup aurat dan berhijab serta menjaga diri dan kehormatan adalah
sunnah Nabi saw. Maka tabarruj dan ikhtilath adalah sunnah Iblis, di mana
sasaran godaan pertama terhadap manusia adalah agar auratnya terbuka.
Allah mewanti-wanti hal ini kepada kita agar kita tidak terfitnah oleh
ipu daya Iblis. Allah berfirman,

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya
uratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutny a melihat kamu dan suatu
tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah
menjadikan syetan-syetan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak
beriman. (Al-Araf: 27).

8. Tabarruj dan Ikhtilath adalah Permulaan Zina
Setiap kali penyimpangan terjadi akan melahirkan penyimpangan lain yang
lebih besar. Ketika wanita tidak menutup auratnya dan tidak menjaga
kehormatannya dengan bercampur bersama laki-laki yang bukan muhrimnya,
terlebih dengan dandanan yang menyebar fitnah, rasa malu sudah sirna dan
ghirah laki-laki mulai tiada, maka hal-hal haram menjadi mudah dilakukan
bahkan dosa-dosa besar menjadi hal yang biasa dan wajar. Termasuk di
antaranya zina. Di tengah masyarakat kita sekarang terjadi perbedaan
persepsi tentang zina. Bahkan tidak ada undang-undang yang menjadikan zina
sebagai kejahatan kecuali ia terkait dengan hak-hak asasi manusia.

9. Tabarruj dan Ikhtilath mengundang Siksaan Allah

Di hadits riwayat Ibnu Majah Rasulullah saw bersabda,


Tidaklah nampak kebejatan di antara kaum Luth sampai mereka
terang-terangan (melakukannya) kecuali setelah itu tersebarlah penyakit
kolera dan kelaparan yang belum pernah terjadi pada pendahulu mereka.
(Ibnu Majah).

Secara umum, kemaksiatan kerap kali menjadi penyebab terjadinya berbagai
musibah. Seperti yang Allah sinyalir dalam Al-Quran,

Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah)
tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (Al-Isra: 16)

Tentu saja yang akan terkena dampaknya tidak hanya pelaku kemaksiatan,
kaum mutabarrijat dan mereka tidak ada hijab dalam hubungan antar lawan
jenis. Semua orang yang ada di sebuah komunitas akan terkena dampaknya.
Maka kewajiban bagi semuanya adalah mencegah terjadinya berbagai
kemaksiatan dan kemungkaran sebisa mungkin. Para ulama dan pemimpin
menjadi penanggung jawab utama sebelum yang lain dalam menegakkan amar
maruf nahi mungkar.

Abu Bakar As-Shidiq meriwayatkan bahwa ia mendengar sabda Rasulullah saw,

Jika manusia melihat kemungkaran lalu tidak merubahnya, hampir Allah
meratakan siksanya kepada mereka semua. (Diriwayatkan Empat Imam dan
dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)

Wanita Dalam Al-Qur'an

Dalam Al-Qur’an tercatat beberapa nama wanita terpandang yang di antara mereka ada yang dimuliakan Allah dengan surga, dan di antara mereka ada pula yang dihinakan Allah dengan neraka. Mudah-mudahan ini bisa menjadi ibrah (pelajaran) bagi kita.

Istri Abu Lahab, dalam Al-Qur’an tidak disebutkan nama sebenarnya, tetapi disebut bersama dengan nama suaminya (QS 111:4-5). Dia adalah istri dari paman Nabi Muhammad saw, Abu Lahab. Nama sebenarnya adalah Umm Jamil dan saudara perempuan dari Abu Sufyan. Di kala awal wahyu turun kepada Nabi Muhammad saw untuk mengajarkannya kepada keluarga yang terdekat, Nabi mendapat kritikan serta hinaan yang cukup menyakitkan dari pamannya sendiri Abu Lahab beserta istrinya.

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.

Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak

Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).

(QS. 111:4-5)

Asiyah, Istri Fir`aun : QS. 66:11, QS. 28:9. Dalam QS. 66:11, disebutkan bahwa Asiyah istri Fir`aun adalah perumpumaan bagi orang-orang yang beriman. Akibat dari keimanan Asiyah kepada kerasulan Musa, ia harus rela menerima siksaan pedih dari suaminya. Sekalipun istri seorang kafir apabila menganut ajaran Allah, ia akan dimasukkan Allah ke dalam syurga. Namanya juga disebutkan dalam QS 28:9 ketika beliau menyelamatkan Nabi Musa ketika Nabi Musa di hanyutkan di sungai Nil.

Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim”. (QS. 66:11)

Hawa, Tersebut dalam QS 2:35, Dan kami berkata: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini,….” Dalam QS 7:18-25, dikisahkan ketika kedua suami istri yaitu Adam dan Hawa terkena bujukan syaitan sehingga mereka berdua terusir dari surga. Dalam QS 20:115-121 (117), peringatan dari Allah terhadap suami istri Adam dan Hawa. Maka kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, ….”

Istri Nabi Luth, tidak pernah disebut nama sebenarnya. Tersebut dalam QS. 66:10 sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Bahwa Nabi sekalipun tidak dapat membela istrinya dari azab Allah apabila mereka menentang agama. Disebutkan juga dalam QS 11:81. Dikisahkan ketika malaikat menyeru kepada Nabi Luth agar meninggalkan Sodom sebelum Allah menimpakan azab kepada kaum Luth termasuk istrinya.

Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan kepada keduanya: “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka”. (QS. 66:10)

Maryam, Ibunda dari Nabi Isa a.s. QS 19:16-36. Agak spesial berbanding yang lainnya, sampai-sampai Allah memberikan salah satu surah dalam Al-Qur’an khusus memuat tentang kisahnya. Beliau merupakan figur wanita yang menjaga kehormatan dirinya dan taat beribadah kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan masa remajanya untuk bermunajat mendekatkan diri pada Allah, sehingga Dia memberinya hadiah istimewa berupa kelahiran seorang Nabi dari rahimnya tanpa bapak.

Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur.

Maka ia mengadakan tabir yang melindunginya dari mereka , lalu kami mengutus (Jibril a.s.) roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna.

Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”

Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.”

Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina.”

Jibril berkata: “Demikianlah, Tuhanmu berfirman: Hal itu adalah mudah bagiKu dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.”

Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.

(QS. 19:16-22)

Ibunda Nabi Musa a.s. Tersebut dalam sedikit keadaan, khususnya pada QS 28:7, 10-13. Dan kami ilhamkan kepada Ibu Musa, “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai nil…”

Istri nabi Nuh, tidak bernama. Disebutkan bersama-sama dengan istri Nabi Luth sebagai perumpamaan bagi istri yang tidak patuh kepada suaminya (QS 66:10). Mereka merupakan figur dua orang istri dari para kekasih Allah yang tidak sempat merasakan manisnya iman. Hatinya lebih condong kepada apa yang diikuti oleh orang banyak daripada kebenaran yang dibawa oleh suaminya. Istri Nabi Nuh ikut tenggelam oleh banjir besar bersama kaumnya yang menyekutukan Allah, sedangkan istri Nabi Luth ditelan bumi karena adzab Allah atas kaumnya yang melakukan liwath (homoseksual).

Istri Al-Azis, tidak disebutkan namanya. Tetapi dalam kisah yang popular dikenal dengan nama Zulaikha. Terdapat dalam QS 12: 23-35, wanita yang disebutkan mencoba menggoda Nabi Yusuf a.s.

Dan wanita yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata,”Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau dihukum dengan azab yang pedih?”.

Yusuf berkata: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku kepadanya”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: “Jika baju gamisnya koyak koyak di muka, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta.

Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.”

Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar”

(Hai) Yusuf: “Berpalinglah dari ini (rahsiakanlah peristiwa ini) dan kamu hai istriku mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah.”

Dan wanita-wanita di kota berkata: “Istri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.”

Maka tatkala wanita itu (istri Al-Aziz) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai jari tangannya dan berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.”

Wanita itu berkata: “Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.”

QS. 12:23-32

Ratu Shaba (Balqis), Seorang wanita yang tenang, cerdas dan kaya raya. Seorang ratu yang mempunyai kekuasaan akhirnya tunduk dan berserah diri kepada Allah, …Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam” (QS 27:44). Dikisahkan dalam QS 27:20-44 ketika burung hud-hud membawa berita dari negeri Saba kepada Nabi Sulaiman.

Sesunggnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugrahi segala sesuatu serta mempunyai singgahsana yang besar.

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.

(QS 27:23-24)

Dua wanita penggembala yang ditolong oleh Nabi Musa a.s. Nabi Musa kemudian mengawini salah seorang dari mereka, QS 28:23-28. Mereka berdua adalah contoh wanita yang tetap menjaga diri meskipun terpaksa bekerja di luar rumah untuk menolong bapaknya yang sudah tua.

"...Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?. Kedua wanita itu menjawab, 'Kami tidak dapat meminumkan ternak kami sebelum penggembala- penggembala itu memulangkan ternaknya, sedangkan bapak kami adalah orang tua yang sudah lanjut usia" (QS. 28:23).

Jumat, 25 September 2009

( 5 Kiat mendatangkan jodoh)TEH NINIH

Janganlah bersedih jika belum ada jodoh

1. Bersangka baik terhadap Allah SWT - Husnul Dzan

2. Istighfar dan bertaubat, memohon ampun atas dosa dan kesalahan terhadap Allah, dan terhadap ibu bapa, keluarga, orang lain

- Mungkin dosa menjadi halangan mendapat jodoh (seperti meringankan solat, meremehkan Islam, membenci syariat Islam seperti peraturan menutup aurat)

3. Beramal soleh

4. Jangan menyendiri, murung atau terlalu memikirkan perihal jodoh. Bergaul dan ambil bahagian dalam aktiviti Islami, seperti menyertai Wanita Muslimat

5. Berdoalah, Surah al Furqan ayat 74

Tata cara Berkirim SALAM kepada Saudara

Berkirim Salam

Sudah menjadi tradisi di kalangan kita untuk saling berkirim salam kepada saudara kita melalui orang lain. Tetapi ada perilaku yang masih canggung bagi kita untuk berkirim salam, yaitu isi salamnya justru seringkali tidak tersampaikan. Maka cara berkirim salam adalah sebagai berikut:

Pertama, untuk pihak pengirim salam mestinya menitipkan salam sekaligus isi salamnya, sebagai mana seseorang yang berkata,”Saya mau nitip surat kepada si Fulan”, maka tentunya dia akan mengambilkan surat tersebut dan diberikan kepada pengirimnya. Maka seorang pengirim surat ketika mengatakan,”Saya titip salam buat si Fulan” dia harusnya menambahkan,”Assalaamu ‘alaihim warahmtullaahi wabarakaatuh”.

Kedua, untuk pihak pembawa salam mestinya menyampaikan salam sekaligus isi salamnya. Sebagaimana Pak Pos yang berkata,”Ada surat buat Bapak” kemudian dia akan menyerahkan surat tersebut kepada orang yang dituju. Demikian pula seorang pembawa salam ketika berkata kepada orang yang dituju,”Kamu dapat salam dari si Fulan” maka salamnya harus disampaikan,”Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh”.

Ketiga, pihak penerima salam hendaknya membalas salam dari saudaranya sekaligus isinya. Maka seharusnya ketika dia berkata,”Salam balik, ya” maka dia harusnya menambahkan,”Assalaamu’alaihim warahmatullaahi wabarakaatuh”.

Demikianlah semestinya tata-cara berkirim salam kepada saudaranya melalui orang lain...Wallohu A'lam,,

Hukum SALAM kepada non Muslim,

Assalamualikum,warohmatullohi wabarokatuh,

Diharamkan seorang Muslim mendahului mengucapkan salam kepada orang Non Muslim. Rasulullah SAW bersabda:”Jangan kalian mendahului mengucapkan salam kepada orang Yahudi atau Nashrani” (HR. Muslim).

Tetapi apabila forumnya telah berbaur antara orang Muslim dengan Non Muslim, maka diperkenankan kita untuk memulai mengucapkan salam. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah SAW ketika melewati suatu majelis yang berbaur antara orang Muslim, musrikin penyembah berhala dan Yahudi. Beliau mengucapkan salam kepada mereka” (HR. Bukhary dan Muslim).

Apabila orang Non Muslim memulai mengucapkan salam, maka jawaban yang diperkenankan oleh syari’at adalah:”Wa ‘alaikum!” (Semoga anda juga). Itu saja, tidak usah diperpanjang lagi. Rasulullah SAW menasihatkan:”Jika orang-orang Ahli Kitab (Non Muslim) memberi salam kepada kamu, maka jawablah:”Wa ‘alaikum” (HR. Bukhary dan Muslim).

MAKNA SALAM,,

Makna salam adalah do’a seorang Muslim kepada saudaranya seiman. Kata “Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh” mempunyai makna “Semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah dianugerahkan Allah kepada kalian”. Nilai do’a dalam kandungan salam ini menjadi salah satu dasar mengapa salam tidak dapat diberikan kepada orang-orang Non Muslim.

Karena do’a seorang Muslim kepada Non Muslim akan tertolak, meskipun ditujukan kepada orang-orang yang dekat dalam kehidupannya. Demikian pula Rasulullah SAW tertolak do’anya ketika ditujukan kepada pamannya yang masih kafir, Abu Thalib. Dan Allah mengingatkan dengan firman-Nya:”Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (Al Qashash [28]: 56).

Do’a seorang Muslim kepada Non Muslim adalah do’a supaya mereka mendapat petunjuk masuk dalam pangkuan Islam. Demikianlah do’a Rasulullah SAW kepada orang Non Muslim:”Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka orang yang tidak mengerti” (Sirah Nabawiyah, Abul Hasan ali An Nadwi). Atau do’a Rasululah SAW kepada Umar Bin Khaththab ketika masih kafir:”Ya Allah, berilah kemuliaan kepada Islam dengan masuk Islamnya salah satu orang terkasih kepada-Mu, yakni Abu Jahal atau Umar Bin Khaththab”.

Demikian pula sebaliknya. Seorang Non Muslim tidak mungkin mendo’akan seorang Muslim, karena tuhannya tidak sama. Bagaimana mungkin seorang tuan menggaji seseorang yang bukan pegawainya. Sehingga, bila seorang Non Muslim memberi salam kepada kita, cukup kita balas dengan ucapan:”Wa’alaikum (Semoga kamu juga)”, tidak lebih dari itu....Wallohu A'lam bissowab,,

Hati-hati Dengan Kata-kata Laknat,

Kata laknat yang sudah menjadi bagian dari bahasa Indonesia memiliki dua makna dalam bahasa Arab :

Pertama : Bermakna mencerca.

Kedua : Bermakna pengusiran dan penjauhan dari rahmat Allah.

Ucapan laknat ini mungkin terlalu sering kita dengar dari orang-orang di lingkungan kita dan sepertinya saling melaknat merupakan perkara yang biasa bagi sementara orang, padahal melaknat seorang Mukmin termasuk dosa besar. Tsabit bin Adl Dlahhak radhiallahu ‘anhu berkata :

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : ‘Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya.’ ” (HR. Bukhari dalam Shahihnya 10/464)

Sebagian kita para wanita begitu mudah melaknat orang yang kita benci bahkan orang yang sedang berpekara dengan kita, sama saja apakah itu anaknya, suaminya, hewan atau selainnya.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Bukanlah seorang Mukmin itu seorang yang suka mencela, tidak pula seorang yang suka melaknat, bukan seorang yang keji dan kotor ucapannya.” (HR. Bukhari dalam Kitabnya Al Adabul Mufrad halaman 116 dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Hadits ini disebutkan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i hafidhahullah dalam Kitabnya Ash Shahih Al Musnad 2/24)

Perangai yang buruk ini sangat besar bahayanya bagi pelakunya sendiri. Bila ia melaknat seseorang, sementara orang yang dilaknat itu tidak pantas untuk dilaknat maka laknat itu kembali kepadanya sebagai orang yang mengucapkan.

Imam Abu Daud rahimahullah meriwayatkan dari hadits Abu Darda radhiallahu ‘anhu bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Apabila seorang hamba melaknat sesuatu maka laknat tersebut naik ke langit, lalu tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu turun ke bumi lalu ia mengambil ke kanan dan ke kiri. Apabila ia tidak mendapatkan kelapangan, maka ia kembali kepada orang yang dilaknat jika memang berhak mendapatkan laknat dan jika tidak ia kembali kepada orang yang mengucapkannya.”

Ada beberapa hal yang dikecualikan dalam larangan melaknat ini yakni kita boleh melaknat para pelaku maksiat dari kalangan Muslimin namun tidak secara ta’yin (menunjuk langsung dengan menyebut nama atau pelakunya). Tetapi laknat itu ditujukan secara umum, misal kita katakan : “Semoga Allah melaknat para pembegal jalanan itu… .”

Rasulullah S AW, sendiri telah melaknat wanita yang menyambung rambut dan wanita yang minta disambungkan rambutnya.

Beliau juga melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki dan masih banyak lagi. Berikut ini kami sebutkan beberapa haditsnya : “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam melaknat wanita yang menyambung rambutnya (dengan rambut palsu/konde) dan wanita yang minta disambungkan rambutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya)

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengabarkan :

“Allah melaknat wanita yang membuat tato, wanita yang minta dibuatkan tato, wanita yang mencabut alisnya, wanita yang minta dicabutkan alisnya, dan melaknat wanita yang mengikir giginya untuk tujuan memperindahnya, wanita yang merubah ciptaan Allah Azza wa Jalla.” (HR. Bukhari dan Muslim dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu)

“Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR. Bukhari dalam Shahihnya)

Dibolehkan juga melaknat orang kafir yang sudah meninggal dengan menyebut namanya untuk menerangkan keadaannya kepada manusia dan untuk maslahat syar’iyah. Adapun jika tidak ada maslahat syar’iyah maka tidak boleh karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Janganlah kalian mencaci orang-orang yang telah meninggal karena mereka telah sampai/menemui (balasan dari) apa yang dulunya mereka perbuat.” (HR. Bukhari dalam Shahihnya dari hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha)

Setelah kita mengetahui buruknya perangai ini dan ancaman serta bahayanya yang bakal diterima oleh pengucapnya, maka hendaklah kita bertakwa kepada Allah Ta’ala. Janganlah kita membiasakan lisan kita untuk melaknat karena kebencian dan ketidaksenangan pada seseorang.
Kita bertakwa kepada Allah Ta’ala dengan menjaga dan membersihkan lisan kita dari ucapan yang tidak pantas dan kita basahi selalu dengan kalimat thayyibah. Wallahu a’lam bis shawwab.

Lisanmu Adalah Harimaumu

Assalamualikum Wr Wb,,,

Dalam canda, kadang bisa keterusan...
Dalam marah, kadang ingin mengeluarkan
segala kejengkelan dan kekecewaan...
Dalam chating,(offline) sering kali muncul komentar
yang ga penting...
dan itu bisa saja melukai hati orang lain,

Artikel ini adalah pengingat kepada diri sendiri
untuk lebih berhati-hati dalam bertutur kata.
Lebih berhati-hati dalam menjaga lisan dari melukai orang lain.
Entah disengaja maupun tidak...

Alloh berfirman :

"Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir"
(Qs Al a'raaf 176)

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيراً أو ليصمت , ومن كان يوم بالله واليوم الاخر فليكرم جاره , ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم ضيفه Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya”. [Bukhari no. 6018, Muslim no. 47]

Dan hadis yang lain"Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang paling aku benci dan yang paling jauh majelisnya dari aku pada hari kiamat adalah orang yang banyak omong, yang membuat dan bicara seenaknya, serta yang menyombongkan diri (angkuh).
" (HR Ahmad, Ibnu Hibban, Abu Nuaim)"

"Dalam Islam mengajak umat agar senantiasa menjaga lisan. Dengan begitu, lisan menjadi selalu digunakan untuk sesuatu yang baik, tidak bertentangan dengan kehendak Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Lisan orang yang berakal muncul dari balik hati nuraninya. Maka ketika hendak berbicara, terlebih dahulu ia kembali pada nuraninya. Apabila ada manfaat baginya, ia berbicara dan apabila dapat berbahaya, maka ia menahan diri. Sementara hati orang yang bodoh berada di mulut, ia berbicara sesuai apa saja yang ia maui." (HR Bukhari-Muslim)."

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya”. (QS. Al Isra’ : 36) dan firman-Nya: “Apapun kata yang terucap pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid”. (QS. Qaff : 18)

Semoga bermanfaat atas koreksi ini, dan hidayah atas kita semua,
insayalloh... Amin,,
Untuk semua teman-temenku yang pernah tersakiti
oleh lisan ini,maupun di dalam blog ini.
mohon maaf yang sedalam-dalamnya ya... Maafkan diriku ini...

Wassalamualikum Wr Wb,,,,

Tips Berjilbab dan Tips merawat jilbab

Assalamualikum warohmatulloh wabarokatuh,

Jadilah muslimah berjilbab karena kesadaran menaati perintah Allah SWT, sang pencipta manusia. Aturan berjilbab demi kebaikan, karena kasih sayang Allah SWT dan untuk melindungi kehormatan kita dari kaum laki-laki yang lemah imannya, serta untuk membedakan wanita muslim dengan wanita bukan muslim. Jadi, mengumbar aurat dengan memamerkan keindahan tubuh sama saja menggoda lelaki yang lemah imannya.

Berikut adalah beberapa tips berjilbab.

1. Berjilbablah dengan ikhlas untuk mendapatkan
kenyamanan dan Pahala ibadah dari Allah SWT semata

2. Sesuaikan model dan warna jilbab anda dengan suasana,
aktifitas dan busana yang dikenakan

3. Pilihlah jenis jilbab sesuai dengan cuaca,
jika dalam keadaan panas pilih yang tipis
dan pilih yang agak tebal untuk suasana sejuk dan dingin

4. Untuk mendapatkan tampilan ceria,
pilihlah warna atau corak yang terang

5. Untuk kelihatan lebih anggun,
gunakan jilbab yang berwarna lembut atau gelap

6. Jika anda kesulitan memilih warna jilbab,
pilihlah warna netral (hitam, putih, coklat



TIPS PERAWATAN JILBAB AGAR TETEP AWET

1. Simpanlah kerudung dalam lemari atau tempat khusus
dan lipat dengan rapi. Jangan ditumpuk dengan pakaian lain,
agar tidak kusut ketika akan digunakan

2. Cucilah kerudung dengan sabun atau detergent
dan hindari dengan mesin cuci

3. Keringkan kerudung dengan pengering mesin cuci
atau jemurlah. Untuk keawetan warna,
jangan terkena sinar matahari langsung

4. Setrilakah dengan suhu sedang,
jangan terlalu panas

5. Berikan pewangi pada kerudung anda di tempatnya,
agar saat dipakai terasa segar,


Selamat mencoba,,,

10 Contoh Wanita Yang di Murkai Alloh SWT,,

Bimillahirrohmanirrohim..

Abdullah bin Umar r.a. meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w. bersabda: "Kalau seandainya apa yang ada dibumi ini merupakan emas & perak serta dibawa oleh seorang wanita kerumah suaminya. Kemudian pada suatu hari dia terlontar kata-kata angkuh, "Engkau ini siapa? Semua harta ini milikku & engkau tidak punya harta apa pun." Maka hapuslah semua amal kebaikannya walaupun banyak. Nabi s.a.w. adalah seorang yang sangat kasih pada ummatnya & terlalu menginginkan keselamatan bagi kita dari azab Allah. Beliau menghadapi segala rupa penderitaan, kesakitan, keletihan & tekanan. Begitu juga air mata & darah baginda telah mengalir semata-mata kerana kasih-sayangnya terhadap kita. Maka lebih-lebih lagi kita sendirilah yang wajar berusaha untuk menyelamatkan diri kita, keluarga kita & seluruh ummat baginda.

Ali r.a. meriwayatkan sebagai berikut: "Saya bersama Fatimah berkunjung ke rumah Rasulullah & kami temui beliau sedang menangis. Kami bertanya kepada beliau, "Mengapa tuan menangis wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Pada malam aku di Isra'kan ke langit, aku melihat orang sedang mengalami berbagai penyiksaan...maka bila teringatkan mereka aku menangis. Saya bertanya lagi, "Wahai Rasulullah apakah yang tuan lihat?" Beliau bersabda:

1. Wanita yang digantung dengan rambutnya & otak kepalanya mendidih.

2. Wanita yang digantung dengan lidahnya serta tangannya dipaut dari punggungnya sedangkan aspal yang mendidih dari neraka dituangkan ke kerongkongnya.

3. Wanita yang digantung dengan buah dadanya dari balik punggungnya sedangkan air getah kayu zakum dituang ke kerongkongnya.

4. Wanita yang digantung, diikat kedua kaki & tangannya ke arah ubun-ubun kepalanya serta dibelit dibawah kekuasaan ular & kala jengking.

5. Wanita yang memakan badannya sendiri serta dibawahnya tampak api yang menyala-nyala dengan hebatnya.

6. Wanita yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka.

7. Wanita yang bermuka hitam & memakan ususnya sendiri.

8. Wanita yang tuli, buta & bisu dalam peti neraka sedang darahnya mengalir dari rongga badannya (hidung, telinga, mulut) & badannya membusuk akibat penyakit kulit dan lepra.

9. Wanita yang berkepala seperti kepala babi & kaldai yang mendapat berjuta jenis siksaan.

Maka berdirilah Fatimah seraya berkata,"Wahai ayahku, cahaya mata kesayanganku... ceritakanlah kepadaku apakah amal perbuatan wanita-wanita itu."

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Wahai Fatimah, adapun tentang :

1. Wanita yang digantung dengan rambutnya kerana dia tidak menjaga rambutnya tidak menutup dengan hijab) dikalangan lelaki.

2. Wanita yang digantung dengan lidahnya kerana dia menyakiti hati suaminya dengan kata-kata.

3. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Tidak seorang wanita yang menyakiti hati suaminya melalui kata-katanya kecuali Allah akan membuatkan mulutnya kelak dihari kiamat,selebar 70 zira' kemudian akan mengikatnya dibelakang lehernya.

4. Adapun wanita yang digantung dengan buah dadanya kerana dia menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya.

5. Adapun wanita yang diikat dengan kaki & tangannya itu kerana dia keluar rumah tanpa izin suaminya, tidak mandi wajib dari haid & nifas.

6. Adapun wanita yang memakan badannya sendiri kerana suka bersolek untuk dilihat lelaki lain serta suka membicarakan keaiban orang.

7. Adapun wanita yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka kerana dia suka menonjolkan diri (ingin terkenal) dikalangan orang yang banyak dengan maksud supaya orang melihat perhiasannya dan setiap orang jatuh cinta padanya kerana melihat perhisannya.

8. Adapun wanita yang diikat kedua kaki & tangannya sampai ke ubun-ubunnya & dibelit oleh ular & kala jengking kerana dia mampu mengerjakan solat & puasa. Tetapi dia tidak mahu berwudhuk & tidak solat serta tidak mahu mandi wajib.

9. Adapun wanita yang kepalanya seperti kepala babi & badannya seperti kaldai kerana dia suka mengadu-domba (melaga-lagakan orang) serta berdusta.

10. Adapun wanita yang berbentuk seperti anjing kerana dia ahli fitnah serta suka marah- marah pada suaminya.

Dan ada diantara isteri nabi-nabi yang mati dalam keadaan tidak beriman kerana mempunyai sifat yang buruk walaupun mereka adalah isteri manusia yang terbaik dizaman itu. Diantara sifat buruk mereka:

1. Isteri Nabi Nuh suka mengejek & mengutuk suaminya.

2. Isteri Nabi Lut suka bertandang kerumah orang.

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk mengamalkan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Kalau kita tidak merasa takut atau rasa perlu berubah... maka kita kena khuatir, takut kita tergolong dalam mereka yang tidak diberi petunjuk oleh Allah. Dah tau pun tak ada rasa apa-apa.

Na'uzubillahi Min Dzalik

Tips Merawat Wajah Dan Badan Agar Tetep CANTIK alami,

Assalamualikum,,

"Agar wajah selalu segar, berseri-seri dan cantik, cucilah minimal 5 kali sehari yaitu dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan oleh handuk, biarkan menetes dan kering sendiri. Lalu ambillah sajadah, shalat, berdzikir, dan berdo'a.

Untuk menghilangkan stress, salah satu penyebab kerut di wajah, perbanyaklah 'olah raga'. Jika tidak ada waktu untuk pergi ke studio fitness, spot-gym, dan lain-lain. Cukup dengan memperbanyak sholat. Dengan sholat berarti kita menggerakan seluruh tubuh. Konsultasikan semua keluh kesah kita pada Zat Yang Maha Tahu -Allah SWT dengan dzikir dan do'a-.

Untuk pelembab, agar awet muda, gunakanlah senyum. Tidak hanya di bibir tapi di hati juga. Katakan pada diri sendiri anda adalah cantik dan tidak memerlukan segala macam operasi plastik. Tidak lupa membisikan 'kata kunci' "Allahuma kamma hassanta khalgii fahassin khulqii" (Ya Allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula ahlaq ku). (HR Ahmad).

Untuk mendapatkan bibir cantik, bisikan kalimat-kalimat Allah, tidak berkata bohong, atau menyakiti hati orang lain, tidak dipakai menyombongkan diri atau takabur.

Agar tubuh langsing, singset dan mulus, lakukan diet yang teratur yaitu dengan berpuasa seminggu 2 kali, Senin dan Kamis. Jika kuat, lebih bagus lagi berpuasa seperti nabi Daud AS. Makanlah makanan halal, perbanyak sayuran, buah-buahan, air putih.

Untuk mengembangkan diri, sebarkan salam dan sapaan. Dengan demikian kita akan banyak dikenal dan disayangi.

""Semuga bermanfaat bagi semua pembaca,terutama terhadap semua muslimah,,Wassalamualikum,,

Tips Merawat Rambut Bagi yang Berjilbab

Bagi anda yang sering menutupi rambut dengan jilbab,
topi atau sejenisnya kesehatan rambut harus anda
perhatikan. Udara yang minimalis dalam jilbab ternyata
bisa merusak rambut anda. Untuk itu simak tips berikut
ini:

1. Pilihlah kerudung atau jilbab dari bahan yang mudah
menyerap keringat. Seperti katun atau kaos. Bahan kain
yang mudah menyerap keringat dan berpori-pori besar
sangat berguna untuk memudahkan sirkulasi udara di
kepala.

2. Anda suka model kerudung modern. Boleh saja anda
mengkreasikan model kerudung anda hingga
berlapis-lapis. Tapi ingat jangan lebih dari 4 helai
ya. Semakin tebal kerudung anda, makin sulit rambut
anda bernafas.

3. Hindari menggunakan lapisan kerudung dengan terlalu
sering dan kencang. Selain membutat rambut sulit
bernafas, hal ini juga berpotensi untuk membuat kulit
kepala lembab.

4. Jika hendak menggunakan jilbab lebih baik anda
mengurai rambut anda atau jangan mengikatnya terlalu
kencang. Untuk menghindari rambut yang digulung
sebaiknya jangan biarkan rambut anda penjang melebihi
60 cm.

5. Hindari warna gelap untuk kerudung atau jilbab.
Warna gelap mudah menyerap matahari. Jika aktivitas
anda lebih banyak di bawah sinar matahari lebih baik
pilih warna lembut atau putih.

6. Jangan terlalu sering mengikat kerudung anda di
bagian leher. Udara yang keluar masuk ke rambut anda
akan semakin menipis jika anda mengikat kerudung di
leher. Kerudung sebaiknya dilepas hingga bagian
tepinya menjuntai agar rambut muda bernafas.

Kematian Itu Pasti Datang,,

Bismillahirrohmanirrohim,,

Kematian itu pasti, Adanya. Ia ibarat “pintu”, setiap orang pasti akan memasukinya. Ia juga laksana “gelas”, setiap yang bernyawa pasti akan ‘mencicipinya’. Hakikat ini telah dinyatakan di dalam Kitabullah, “Tiap-tiap jiwa (yang bernyawa) akan merasakan kematian.” (Qs. Ali ‘Imrân [3]: 185).

Ya, kematian itu pasti datang. Ia bak pencuri: datang tanpa kaki dan mengambil nyawa manusia tanpa tangan. Dan, ia datang tidak pernah ‘ketuk pintu’ dan mengucapkan salam. Dia datang tiba-tiba. Namun, dia pasti datang.

Imam ‘Ali karramallâhu wajhah pernah bertutur tentang hakikat kematian ini. “Jika hari kematianku telah tiba, bagaimana aku bisa lari dari kematian itu, hari dimana telah ditakdirkan untuk tidak bisa atau bisa. Hari yang ditakdirkan itu tidak aku takuti, karena yang telah ditakdirkan mati, tidaklah selamat dari kepastiannya.” Itulah kematian.

Tidak Ada Tempat Lari…

Tidak seorangpun mampu melarikan diri dari kematian. Bahkan, kematian itu yang akan menemui kita, kapan dan dimanapun. “Katakanlah (wahai Muhammad) bahwa kematian yang kalian lari daripadanya, dia akan menemui kalian…” (Qs. Al-Jumu‘ah [62]: 8). Kita pun tidak dapat bersembunyi darinya: “Di mana saja kalian berada, kematian itu akan mendapatkan kalian, kendatipun kalian bersembunyi di balik benteng yang sangat tinggi lagi kukuh…” (Qs. Al-Nisâ’ [4]: 78).

Pesan ‘Ali ibn Abi Thalib…

Kematian bukan untuk ditakuti. Karena takut atau tidak takut, kematian akan datang. Yang penting adalah persiapan untuk menghadapi waktu datangnya kematian. Maka, ada dua hal penting berkenaan dengan kematian ini:

[1] Banyak mengingatnya. Jangan lalai dalam hal ini. Kematian harus memiliki file spesial dalam qalbu kita. “Perbanyklah mengingat kematian, sebab seorang hamba yang banyak mengingatnya, maka Allah akan menghidupkan hatinya dan akan menghilangkan baginya rasa sakit kematian itu.” (HR. Al-Dailami);

[2] Bersiap-siap dalam menyambutnya. Kita harus mempersiapkan amal sebanyak-banyak untuk kematian. Al-Ashbu’ al-Hanzhali menceritakan bahwa menjelang kematiannya, Imam ‘Ali bersenandung lewat bait syair:

bersiaplah menghadapi kematian,

karena kematian niscaya menjumpaimu,

janganlah engkau takut akan kematian

saat itu telah berada di lembahmu,,

Wallohuh A'lam Bissowab,,,,,

Wanita itu Ibarat EPAL,,,

Wanita itu ibarat epal.

Epal yg tidak berkualiti..amat mudah diperolehi kerana ia
berguguran ditanah...

Tapi epal yg tak mampu dibeli, ia berada di puncak..
Susah dipetik, susah di gapai.

Terkadang epal itu risau, kenapalah diriku belum dipetik.
Lantas ia merendahkan martabatnya dan
menggugurkan diri menyembah tanah..

Sedangkan ia sebenarnya telah ALLAH jadikan begitu
tinggi martabatnya..

Sebenarnya..epal itu terlalu tinggi... elok sifatnya..
sehingga tak ada yg berani memetiknya.

Hanya pemuda yg benar2 hebat
saja yang bisa memperolehinya.

Mungkin bukan di dunia... tp mungkin di akhirat?

Biarlah jodohnya bukan didunia... asalkan
cinta ILAHI mengiringinya...tak semestinya dipetik di
taman dunia kan?

Tp lebih bermakna bila ALLAH sendiri
yg mengarahkan hamba yg disayanginya untuk memetik di
taman akhirat kelak."

Mata yang Insya alloh Terhindar dari API neraka,

Dari Ibnu Abbas ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Ada dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka.
Mata yang menangis karena
takut kepada Allah. Dan mata yang begadang berjaga dalam jihad fi
sabilillah.” (HR At-Tirmizy - Hasan Shahih)

Fawaid

1. Orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT akan dijaga dari
tersentuh api neraka. Maka sering-seringlah menangis dan mohon ampunan
atas dosa-dosa yang pernah dilakukan,
agar jangan sampai terkena siksa neraka yang pedih.

2. Orang yang turut berjihad di jalan Allah akan dijaga dari api neraka,
matanya berjaga di jalan Allah demi tegaknya agama Islam.

3. Jangan sampai kita menggunakan mata ini untuk begadang
yang bukan-bukan dan tidak ada manfaatnya.
Atau hanya sekedar melihat-lihat
yang tidak ada menambah iman kepada Allah.
Sebab yang dijamin terhindar dari api neraka
adalah mata yang menangis karena Allah dan berjaga di medan jihad....Wallohuh A'lam,,

ReviewReviewReviewReviewReview Celaan Terhadap Orang Yang Mengikuti hawa Nafsu,

Bismillahirrohmanirrohim

Penyebab seseorang melakukan satu perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah. adalah karena mengikuti hawa nafsunya. Oleh karenanya dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. pernah mengatakan, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (syariat Allah swt.).” Dalam Alquran Allah memberikan perumpamaan yang amat hina bagi orang yang mengikuti hawa nafsunya: seperti anjing. (Al-A’raf: 176)

Mengikuti hawa nafsu ini dapat menjadikan seseorang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. Ini kebalikan dari pesan yang tersurat dari hadits di atas. Oleh karenanya, salah satu bentuk “menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram” adalah dengan membuang jauh-jauh hawa nafsu yang cenderung mengajak pada kemaksiatan pada Allah swt. Dan insya Allah, hal ini akan dapat menjadikan kita termasuk calon penghuni surga...Wallohuh A'lam,

Kekasih Sejati

Assalamualaikum,,wr wb,

Manusia, makhluk Tuhan termulia di muka bumi ini, diciptakan dari sepasang insan yang saling Cinta. Lahir dengan tangis yang menandakan bahwa hidup penuh dengan perjuangan, banyak onak dan duri...

Pernahkah kita sadari kehidupan ini merupakan anugerah yang terbesar yang Allah berikan kepada kita ?. Bisa kuliah, bekerja, dan berkumpul dengan teman-teman, berbagi cerita, tawa dan canda serta derita yang mewarnai kehidupan ini ...

Pernahkah kita bertanya, untuk apa kita hidup di muka bumi ini ? ...pernahkah kita merasa punya arti dan berarti bagi orang lain, merasa dibutuhkan, setidak-tidaknya bagi orang-orang yang dekat dalam kehidupan kita ?

Pernahkah kita sadari, kita bisa bertahan hidup sampai detik ini tak lain karena Cinta, Cinta dari Allah Swt. Kita akan lebih sadar jika jauh dari orangtua. Manakala orang-orang yang kita cintai meninggalkan kita. Manakala kita sunyi tak berteman. Manakala kita merasa hampa dalam kehidupan. Tak satupun yang abadi kecuali Cinta Allah pada kita, hamba-hamba_Nya. Tidakkah kita rindu untuk selalu berada di dekat_Nya ?

(Rasulullah Saw, beliau selalu rindu untuk bertemu Allah Swt, mendengar suara Azan yang di "Senandung'kan Bilal. "Shalat, adalah kesenangan hidupku". Kata Beliau (Hamba terkasih Allah Swt).

Sekarang wahai saudaraku, hamba-hamba yang dianugerahi iman dan Islam. Siapkan hari-harimu, isi dengan hal-hal yang berguna dan bermanfaat baik bagi temanmu, masyarakat luas, bangsa dan negara. Apalagi semata-mata hanya untuk mencari Ridha Allah Swt, semua itu sebagai tanda Cinta dan rasa syukur kita, yang telah diberikan_Nya anugerah yang begitu banyak.

Waktu semakin cepat, apabila kita tidak memanfaatkannya dengan hal-hal yang berguna, kita akan tergilas masa !!!. Berjanjilah untuk jadi yang lebih baik dari sekarang. Dan terbaik di hadapan_Nya.

Karena Cintamu, tidakkah seseorang itu senantiasa ingin tampak baik saat bertemu kekasihnya ???!!!. Jadikan Allah ?Kekasih Sejati? dalam hidupmu.

Wallohuh A'lam bis Sowab

Beberapa Strategi Setan Menjerumuskan Manusia

Bismillahirrohmanirrohim.

Sebelum kita mengetahui strategi setan menjerumuskan manusia, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui Visi dan Misi setan.
Visi setan adalah memperbudak manusia dan Misi setan mengkondisikan manusia lupa kepada Alah SWT.

Adapun strategi setan untuk mewujudkan visi dan misinya adalah sbb :

1. Waswasah
Waswasah artinya membisikkan keraguan pada manusia ketika melakukan kebaikan atau amal sholeh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terbersit dalam pikiran kita, "Nanti lima menit lagi". Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima menit tapi satu jam, akhirnya Sholat Shubuh terlambat bahkan tidak sholat.

2. Tazyin
Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, Misalnya, mengapa orang yang berpacaran lebih mesra daripada suami-istri? Jalan-jalan saat pacaran lebih mengesankan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. Pacaran itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh setan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.

3.Tamanni
Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Pernahkan terbersit niat akan Shalat Tahjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga saat wekwr berbunyi, kita cepat-cepat mematikannya lalu meneruskan tidur.
Pernahkan kita ingin bertobat? Namun pada sat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali-kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.

4. A'dawah
A'dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Setan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di anatara manusia. Biasanya permusuhan berawal dari prasangka buruk. Supaya manusia bermusuhan, setan biasanya menumbuhkan prasangka buruk.Karena itu waspadai kalau kita berprasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi setan.

5. Takwif
Takwif artinya menakut-nakuti. Pernahkah merasa takut miskin karena menginfakkan sebagian harta, takut disebut sok alim karena datang ke majelis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takhwif.

6. Shaddun
Shaddun artinya berusaha menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan sholat, atau mengantuk saat membacaAl Qur'an meskipun sudah cukup tidur? Ini adalah gejala shaddun dari setan.

7. Wa'dun
Wa'dun artinya janji palsu. Setan berusaha membujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kasus seorang wanita menyerahkan dirinya pada sang pacar karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begutu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa'dun atau janji palsu dari setan.

8. Kaidun
Kaidun artinya tipu daya. Setan berusaha sekuat tenaga memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya krn waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya kita mengerjakan asal-asalan dan tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemunginan pada waktu yang ditentukan pekerjaan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.

9. Nisyan
Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi setan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi tanggung jawab. Pernahkan kita lupa menunaikan janji? lupa sholat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi, tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi nisyan.

Demikian ringkasan tentang strategi setan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi setan laknatullah (setan yang dilaknat Allah)
-------

Beberapa Cara Mendekatkan Diri Kepada Alloh SWT

BEBERAPA CARA MENDEKATKAN DIRI KPD ALLAH SWT :

1. Sholat wajib tepat waktu, selalu berdoa dan berdzikir kepada Allah
Dengan sholat, berdo'a dan dzikir kepada Allah, Inya Allah hati menjadi tenang, damai dan makin dekat dengan-Nya

2. Sholat tahajud
Dengan sholat tahajud Insya Allah cenderung mendapatkan perasaan tenang. Hal ini dimungkinkan karena di tengah kesunyian malam didapatkan kondisi keheningan dan ketenangan suasana,yang tentu saja semua itu hanya dapat terjadi atas izin-Nya. Pada malam hari, diri ini tidak lagi disibukkan dengan urusan pekerjaan ataupun urusan-urusan duniawi lainnya sehingga dapat lebih khusyu saat menghadap kepada-Nya.

3. Mengingat kematian yang dapat datang setiap saat
Kematian sebenarnya sangat dekat, lebih dekat dari urat leher kita. Dan dapat secepat kilat menjemput.

4. Membayangkan tidur di dalam kubur.
Membayangkan tidur dalam kuburan yang sempit , gelap dan sunyi saat kita mati nanti. Semoga amal ibadah kita selama di dunia ini dapat menemani kita di alam kubur nanti.

5. Membayangkan kedahsyatan siksa neraka.
Azab Allah sangat pedih bagi yang tidak menjauhi larangan-Nya dan tidak mengikuti perintah-Nya. Ya Allah jauhkanlah kami dari siksa neraka-Mu, karena kami sangat takut akan siksa neraka-Mu.Ya Allah bimbinglah kami agar dapat memanfaatkan sisa hidup kami untuk selalu dijalan-Mu.……

6. Membayangkan surga-Nya.
Kesenangan duniawi hanya bersifat sementara, sangat singkat dibanding dengan kenikmatan di akhirat yang tidak dibatasi waktu.Semoga kita dapat selalu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan Insya Allah diizinkan untuk meraih Surga-Nya. Amin…..

7a. Mengikuti tausyiah atau mengikuti pengajian secara rutin seminggu satu kali (minimal), dua kali atau lebih. Insya Allah... dengan mendengar tausyiah atau mengikuti pengajian, akan meningkatkan keimanan karena selalu diingatkan kembali utk selalu dekat kpd Allah SWT. Perlu dicatat, dikarenakan iman bisa turun atau naik, maka harus dijaga agar iman tetap stabil pada keadaan tinggi/ kuat dengan mengikuti tausyiah, pengajian dsb.

7b. Bergaul dengan orang-orang sholeh.
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa tingkat keimanan kita bisa turun atau naik, untuk itu perlu dijaga agar tingkat keimanan kita tetap tinggi. Berada pada lingkungan kondusif dimana orang-orangnya dekat dengan Allah SWT, Insya Allah juga akan membawa kita untuk makin dekat kepada-Nya.

8. Membaca Al Qur'an dan maknanya (arti dari setiap ayat yang dibaca)
Insya Allah dengan membaca Al Qur'an dan maknanya, akan menjadikan kita makin dekat dengan-Nya.

9. Menambah pengetahuan keislaman dengan berbagai cara, antara lain dengan : membaca buku, membaca di internet (tentang pengetahuan Islam, artikel Islam, tausyiah dsb), melihat video Islami yang dapat meningkatkan keimanan kita.

10. Merasakan kebesaran Allah SWT, atas semua ciptaan-Nya seperti Alam Semesta (jagad raya yang tidak berbatas) beserta semua isinya.

11. Merenung atas semua kejadian alam yang terjadi di sekeliling kita (tsunami, gunung meletus, gempa dsb). Dimana semua itu mungkin berupa ujian keimanan, peringatan, atau teguran bagi kita agar kita selalu ingat kepada-Nya/ mengikuti perintah-Nya. Bukan makin tersesat ke perbuatan maksiat atau perbuatan lain yang dilarang oleh-Nya. Ya Allah kami mohon bimbingan-Mu agar kami dapat selalu introspeksi atas semua kesalahan yang kami perbuat, meninggalkan larangan-Mu dan kembali ke jalan-Mu ya Allah.

12. Mensyukuri begitu besar nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT
Jangan selalu melihat ke atas, lihatlah orang lain yang lebih susah. Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh-Nya.Saat ini kita masih bisa bernafas, masih bisa makan, bisa minum, masih mempunyai keluarga, masih mempunyai apa yang kita miliki saat ini,masih mempunyai panca indera mata, hidung, telinga dan...masih bisa bernafas (masih diberi kesempatan hidup). Masih pantaskah kita tidak bersyukur dan tidak berterimakasih pada-Nya.

Wassalam,