Jumat, 06 November 2009

Surat Putus

“Syaithan itu memberikan janji-janji pada mereka, dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal, tiadalah syaithan itu menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka.” (An Nisaa’:120)

Tidak sadar ya ditipu syaithan?? Memang ada kok orang yang baru sadar sesudah sampai di akhirat. Sesal kemudian selalu tak berguna Aduhai.., celaka aku.., kiranya aku dulu tidak menjadikan si Fulan sebagai kekasihku!! Sesal ini hanya akan menjadi gigit jari kenestapaan..

“Dan (ingatlah) hari di mana si zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rosul. Kecelakaan besarlah bagiku,. Kiranya dulu aku tidak menjadikan si Fulan menjadi kekasihku!” (Al Furqon: 27-28)

Ni.., ada contoh surat buat kalian yang mau mengikuti jejak Rosul dan mengabaikan bisikan syaithan itu ..,


Assalaamu ‘alaykum wa rohmatulloohi wa barokaatuh.

Ba’da tahmid dan sholawat…

Syukur pada Alloh yang masih mengaruniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbarui taubat.

Akhi, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang Tak pernah Mengantuk dan Tak Pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan di sepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apapun yang kupinta. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya.

Maaf akhi, tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding Dia. Kau sangat lemah, kecil, dan kerdil di hadapanNya. Ia berbuat apa saja sekehendakNya kepadamu. Dan, akhi, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal Ia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya.

Akhi, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan olehNya. Ia bisa marah, akhi. Marah tentang saling pandang yang pernah kita lakukan, marah karena setitik sentuhan kulit kita yang belum halal itu, marah karena suatu ketika dengan terpaksa aku harus membonceng motormu, marah karena pernah ketetapanNya kuadukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayangkan wajahmu. Ia bisa marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga Ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Akhi, Ia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.

Akhi, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya, tidak pada selainNya. Tapi tak Cuma aku, akhi. Kau pun bisa menjadi kekasihNya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan. Caranya satu, kita harus jauhi larangan-laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. insyaAlloh, Dia punya rencana yang indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang wanita sholihah. Ya, wanita sholihah yang pasti jauh lebih baik dari diriku saat ini. Ia yang akan membantumu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridho Alloh dalam ikatan pernikahan yang suci. Inilah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, akhi.

Akhi, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi, aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Alloh. Ya, saudara di jalan Alloh, akhi. Itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin di dunia. Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rosululloh di telaganya, lalu beliau pun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku.

Maaf, akhi. Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini merusak hati. Goresan pena terakhirku di surat ini adalah, doa keselamatan dunia akhirat sekaligus TANDA AKHIR DARI HUBUNGAN HARAM KITA., insyaAlloh..

Wassalamu’alaykum warohmatulloohi wabarokaatuh..


Nah, sekarang pilih jalan sendiri. Mau ke pintu surga abadi atau di siksa di neraka..^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar