Kamis, 05 November 2009

Diantara Kehalusan dan Kelembutan Islam

Dengan adanya peristiwa bom yang menggemparkan mata dunia baru-baru ini di Jakarta tentu membuat orang menebak dan menduga inilah pasti ulah kaum muslimin garis keras yang ekstrim. Pembunuhan, kekerasan, terorisme atau nama lain yang tidak menyenangkan berusaha keras di sandarkan atas nama islam. Padahal islam sendiri berlepas diri darinya. Bagi setiap muslim dan muslimah dan siapa saja yang ingin belajar memahami islam dengan baik dan benar layak merenungkan hadits ini.

Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam :

“Imam itu mempunyai tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih. Yang paling tinggi ialah perkataan Laa ilaaha illallah, sedangkan yang paling rendah ialah menghilangkan gangguan dari jalan dan sifat malu adalah salah satu cabang dari keimanan”1

Ustadz Abdul Hakim Abdat (semoga Allah menjaganya) dalam Kitab beliau Al-Masail jilid 6 halaman 28 berkata:

Hadits yang mulia ini adalah sebuah hadits yang sangat besar dan sangat agung sekali. Hadits yang menjadi salah satu dasar di dalam islam. Dia menjelaskan tentang keimanan yang mempunyai tujuh puluh cabang lebih. Yang tertinggi adalah kalimat thayyibah Laa ilaaha illallah, sedangkan yang paling rendah adalah menghilangkan gangguan dari jalan. Kalau islam telah memerintahkan untuk menghilangkan gangguan dari jalan yang merupakan salah satu cabang keimanan meskipun sangat kecil sekali dan hampir-hampir tidak kelihatan seperti duri yang ada di jalan, atau kayu yang melintang menghalangi perjalanan manusia dan seterusnya, maka bagaimana mungkin islam memerintahkan dan mengajarkan umatnya untuk mengebom tanpa haq sebagaimana yang dituduhkan oleh musuh-musuh islam . Kalau duri yang ada di jalan saja telah di perintahkan untuk disingkirkan.

Itulah salah satu kehalusan dan kelembutan islam sayangnya sedikit sekali orang yang mau mengambil pelajaran darinya dan kepada Allahlah kita memohon pertolongan. Semoga Allah mengampuni kesalahan dan dosa-dosa kita semua.amin. Wallahu’alam bish-shawaab.

Sumber Rujukan :
AL-Masail (Masalah-masalah Agama) jilid VI/28-29,Darus Sunnah, Jakarta, Juli 2007.
Catatan Kaki:

1. Hadits Shahih riwayat Bukhari no.9 dan Muslim 1/46. Dan lafazh hadits riwayat Imam Muslim. [↩]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar